PART 1 [Broken Home, harga diri direnggut, masih Allah tolong, dan bisa memperbaiki hidup]
Diary Broken Home
Hadir lagi kisah luar biasa, dari anak broken home yang survival,
Ada Apa dengan Broken Home?
Seolah tiada habisnya, banyak sekali kisah anak-anak broken home, yup anak yang kurangnya pola asuh yang baik dari keluarganya, kurangnya kasih sayang dan perhatian, karena yang dibutuhkan seorang anak adalah cinta kasih orangtuanya bukan tuntutan kehidupan, namun karena tidak adanya sekolah menjadi orangtua banyak sekali anak yang menjadi korban, banyak anak yang menanggung beban kehidupan di usianya yang masih kecil, yaa memang gak salah berjualan atau mencari uang sejak dini, itu bisa jadi pola didik bila diimbangi dengan bimbingan yang tepat juga jiwanya, namun bila cara mendidiknya kurang tepat, ada kekerasan, pelecehan, atau hilangnya kasih sayang, maka jiwa dan mentalnya akan kosong, dan banyak hal yang tidak diinginkan terjadi, huhu
Nah Teman-teman, kali ini hadir lagi kisah anak broken home, yang mampu berjuang dan berusaha memperbaiki hidupnya, karena beberapa kali mau bunuh diri tapi Alhamdulillah masih Allah selamatkan terus, Yuk Simak Kisahnya!!!
*Notes : Nama Asli disamarkan karena yang bersangkutan tidak ingin di publish, namun semoga ada hikmah pelajaran yang bisa diambil, Okay Sebut saja Rosalinda*
"Teh, Aku mau berbagi kisah aku, Jadi teh dari Aku kecil tuh korban bullying di sekolah, dari SD kelas 1-6, karena kurangnya ekonomi keluargaku ditambah lagi aku agak lambat mengikuti pelajaran di sekolah, sampe pernah juga Aku telat ngumpulin tugas ke meja guru, pas ngumpulin gurunya malah dan buku Aku dilempar sampai belakang karena kesal, trus kurangnya ekonomi keluarga jadi aku gak beli buku, dan teman-teman gak ada yang mau kasih pinjam, bahkan untuk tugas kelompok pun gak ada yang mau bareng sama Aku, akhirnya pas SMP diajak sama Kakak ke Padalarang, Kakak pikir Aku akan lebih baik kalau sekolah disana, biar lebih agamis dan supaya Kakak bisa lebih memperhatikan Aku,
Namun, ternyata tidak sesuai rencana Kakak, karena di SD Aku sering di Bully, pas masuk SMP Aku berubah, Aku mau ngelawan dan tidak mau terkalahkan oleh teman, mudah marah, lebih sering bertengkar, emosian, dan yang tadinya harapan Kakak biar Aku lebih baik, justru lingkungan pertemanan disana malah tidak bagus untuk Aku, disini aku malah mengenal obat-obatan, rokok, minum-minuman, pergaulan yang tidak baik deh.
Lalu Kakak mulai mengekang pergaulanku, mungkin karena kekhawatiran juga, tapi Aku jadi gak boleh ikutan organisasi eksul, OSIS dan lain-lainnya, bahkan teman main ke rumah dimarahin, Aku main ke rumah teman gak boleh, padahal usia Aku segini lagi butuh sosialisasi juga kan, nah dirumah Kakak pun kalau ada kehilangan uang tuh Aku yang disudutkan, banyak hal kecil yang jadinya Aku lagi yang disalahkan, padahal memang Aku gak pernah ambil dan Aku juga gak tahu nyimpen uangnya dimana gitu kan, Bahkan parahnya lagi kelas 2 SMP Aku mendapatkan pelecehan oleh Kakak Ipar sendiri (Suami Kakak), ini bikin Aku trauma dan gak betah tinggal dirumah Kakak, gak berani cerita, ya karena takut, dan kejadian pelecehan itu gak cuman sekali.
Stress bertambah-tambah rasanya, sehingga Aku meluapkan dan melampiaskan emosi di sekolah, Aku mudah marah sama temen,nangis, mudah kesal, tapi kalau dirumah Aku jadi anak yang pendiem, nurut sama Kakak, masih sholat, ngaji, beres-beres rumah, tapi sebenernya memang Aku juga udah gak betah tinggal dirumah Kakak karena banyak kejadian yang tidak mengenakkan itu, hingga suatu hari Aku meluapkan kekesalan, Aku main sengaja pulangnya sore dan Kakak marah, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, menyakiti hati Aku pada saat itu, bener-bener aku terluka, merasa tak dapat perlindungan dirumah Kakak, dan akhirnya Aku mulai mencoba minuman, dan hal-hal gak baik yang aku pikir melampiaskan pikiran kacau itu ya lewat situ, karena teman-teman aku juga gitu.
singkat cerita, Alhamdulillah Aku lulus SMP dan kembali pulang ke orangtua, meneruskan sekolah SMK, tapi ujian belum berakhir disitu,
Nah pas tinggal sama orangtua, Mamah mulai nanya, "Kenapa gak mau tinggal lagi sama Kakak?, tinggal nurut aja sama Kakak" disitu Aku mulai ceritain hal yang aku pendam, pelecehan Kakak Ipar juga, tapi ternyata setelah Mamah kasih tahu Kakak, Malah Kakak kandung sendiri marah besar ke Aku, nuduh Aku yang mau merusak rumah tangga Kakak, bukannya mengobati luka hati Aku atas perlakuan suaminya itu. Padahal memang bukan Aku yang menggoda, karena disini Aku tuh korban tapi Aku yang disalahkan. :( Hancur banget perasaan Aku.
Komentar
Posting Komentar