[Ilmu Mengubah Hidupku, Dulu Aku Gadis Pemurung, Tapi Kini Aku Bisa Sukses dan Menebar Manfaat]


Kisah Nyata Hidup Seseorang



Hallo, teman-teman kembali lagi di 'True Story', tempat mengungkap kisah terpendam yang bisa dijadikan pelajaran untuk diri sendiri dan sesama, tempat berbagi dengan tujuan sharing is caring, karena mungkin banyak orang merasa ujiannya paling berat, padahal mereka tak sendiri, banyak juga orang yang berjuang dan berusaha melewati itu semua, karena mengakhiri hidup bukanlah solusi, Yuk sama-sama kita berpegangan tangan, saling support dan berbagi kisah,

Okay, Kali ini ada temanku yang mau berbagi kisahnya, namanya Teteh Dhinda, kisah beliau sangat-sangat inspiratif, tapi karena beliau juga tidak mau spesifik disebutkan siapa beliau ini untuk menjaga hati beliau juga yang menjaga dari terlalu banyak mengekspos diri, takut mendapat pujian dari sesama, dan itu yang Dhinda hindari. masyaAllah, semoga Allah selalu melapangkan hati teteh yah. maka sebut saja teteh Dhinda (karena yang namanya dhinda banyak yah say, kamu gak tau kan Dhinda mana yang aku sebut ini? hehe). Btw untuk memulai menulis lagi di Blog, Aku bikin tema 'TRUE STORY' ternyata antusias temen-temen cukup banyak, dan Aku langsung punya beberapa Narsum, so pantengin terus aja Blog Anistians Journey :)

Langsung aja, Apa yah yang akan teteh Dhinda sharing di blog ini?? Yuk Simak!!!

Bismillah, Namaku Dhinda, Aku tumbuh menjadi seorang yatim sejak umur 11 tahun. Semenjak Papah meninggal, kehidupan ekonomi keluarga hampir berubah 180 derajat. Yaa Qodarullah wa masya fa'ala. Saat itu semua aset dijual untuk menutupi biaya rumah sakit dan membayar ganti rugi proyek usaha Papah, yang gagal digarap karena Papah sakit dan akhirnya meninggal. Belum lagi harus bayar pesangon beberapa pegawai karena usaha Papah tidak ada yang bisa melanjutkan. Akhirnya baik rumah, mobil, dan usaha percetakan kecil milik Papah dijual untuk menutupi segala kewajiban dan sisanya untuk membuat rumah kecil di daerah Banjaran.

Sedih?? Pasti. Tapi hal terpenting itu jangan diratapi. karena segala sesuatunya itu sudah dalam ketentuan Allah. Teringat di lebaran terakhir saat Papah masih hidup. Namanya pengusaha ya gak punya gaji tetap. Dan pastinya mendahulukan kepentingan pegawainya. Aku inget banget, lebaran 2005 lalu adalah satu hal yang sampai saat ini jadi salah satu pembelajaran terpenting dalam hidupku. Tahun itu Papah baru bisa kasih THR pegawai di minggu ke-3 bulan Ramadhan. Sepulangnya bagi THR pegawai, Papah mengajak Mamah, Aku dan adik untuk pergi berbelanja kebutuhan mudik dan lebaran. Seperti anak kecil pada umumnya Aku dan adikku sangat excited memilih baju dan mainan, karena Papah janji kalau kami full shaum kami boleh beli barang yang kami sukai. setelah seharian belanja, tepat ba'da ashar kami menuju arah pulang. Tapi jalan yang kami lalui ternyata bukan jalan pulang kerumah, kami di bawa ke suatu rumah dan ternyata itu adalah salah satu rumah yatim daerah margahayu. sesampainya disana Papah menyuruh kami untuk mengeluarkan barang-barang yang kami beli tadi. Mamah, Aku dan adik kaget banget. kenpa harus dikeluarin? dan tau apa yang dilakukan selanjutnya? semua barang tersebut dihibahkan ke rumah yatim. Pada saat itu Mamahku kesal sekali kenapa harus semuanya? padahal udah kasih uang. 

Tau apa jawaban Papah? "Mamah sayang kalau kita ngasih itu harus barang yang kita mau untuk pakai itu juga. lagian Papah hanya ingin membuat investasi aja sama Allah. kelak kalau anak-anak kita jadi anak yatim juga, mudah mudahan ada yang perhatiin anak-anak kita dengan tulus, seperti papah memperhatikan anak-anak dirumah yatim tadi. Toh kan anak kita juga bajunya masih pada bagus kok" sambil menyetir dengan tenang.

gak pernah terpikir kalau itu jadi lebaran terakhir kami bersamanya. ternyata beliau ingin memberikan pesan penting untuk kami. dan pesan itu terasa sekali saat papah udah gak ada. Alhamdulillah, walau Papah meninggal, kami masih bisa makan, tinggal, sekolah dengan layak atas bantuan kakak kandung, uwa dan tante dari Papahku.

Dulu saat SMA, aku adalah salah satu siswa yang mungkin bisa dibilang aneh, yaa jarang bersosialisasi dan sering sakit-sakitan. sebetulnya bukan tak ada alasan, itu hanya aku masih miskin problem solving (belum tahu ilmu untuk penyelesaian masalahku sendiri). Akhirnya sering menarik diri dan menyimpan masalah sendiri. Tapi perlahan saat masuk kelas 2 semester akhir, aku mulai membenahi hidupku, bahkan bisa dikatakan meroket karena di semester 2 ini dari tidak punya peringkat langsung jadi peringkat ke-2 dikelas. karena aku pikir untuk bisa kuliah nilaiku harus bagus dan meningkat. Aku sangat bercita-cita bisa lulus jadi seorang sarjana dan bisa sukses untuk membalas budi orang-orang yang telah membantuku. Tapi di perjalanan ternyata Allah sudah tentukan takdir lain. Aku gugur PMDK karena masalah absensi.

Saat coba SNMPTN pun ternyata tidak berhasil. saat itu jujur aku hanya bisa menangis dan bingung. Apa yang harus aku lakukan? Alhamdulillah Allah kasih aku seorang Mamah yang selalu bisa jadi penenang dan penyemangat. Mamahku bilang "Gpp Neng, bukan rezekinya. Sukses itu bukan di ukur dari Neng sarjana atau bukan. Bagi Mamah mah, Neng udah gak sakit-sakitan, Neng bisa taat, Neng gak ketinggalan sholat itu jauh lebih penting, Mudah bagi Allah untuk membolak-balikkan keadaan. Yuk kita bareng-bareng berfikir gimana caranya Neng isi kekosongan waktu sampai SNMPTN tahun depan."

Singkat cerita Alhamdulillah dengan seizin Allah, kakak sedarahku mengajak aku untuk sama-sama belajar jualan hijab, sambil jualan kita juga rajin ikut-ikut pelatihan dan seminar tentang muamallah.
MasyaAllah, respon dari pasar sangat baik sekali. Produk kami sangat banyak diminati, hal tersebut pun bertepatan dengan event Ramadhan tahun 2012. Uang bagi sebagian pedagang ini adalah waktu ramai-ramainya mendulang untung. Yaa ditahun yang sama saat aku lulus SMA dan gagal kuliah, Allah gantikan dengan hasil yang tak terduga. dalam 4 bulan omset jualan hijab mencapai 1 M.
Semua itu kemudahan dari Allah, alhamdulillah hari demi hari pun aku dan kakakku berusaha terus learning by doing dalam muamallah ini. Pameran demi pameran, baik diluar kota sampai negeri tetangga pun Allah kasih jalan, Alhamdulillah.

Apakah semua berjalan seperti yang kita rencanakan? Tentu tidak, rencana Allah pasti lebih indah. Yaa karena 'keinginan'  yang menggebu. Saat pendapatan naik kami putarkan uang dengan membuka banyak toko di Bandung. sampai di pertengahan tahun 2013 aku dan kakakku buka 9 toko dan 1 butik di Bandung. Tanpa sadar diri kemampuan mangement tim kami kurang mumpuni. Ternyata buka toko itu tak semudah dibayangkan, ada SDM, ada mangement, ada stokis, banyak sekali hal yang harus dipelajari. sampai pada suatu saat, ketika kami ikut coaching kami disuruh pilih mau di gilas orang lain atau menggilas diri sendiri?

Coaching bisnis kami bilang, dalam waktu 2-5 tahun kedepan dunia bisnis kita akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan teknologi one day orang gak perlu lagi belanja ke toko atau mall. Saat itu masih awal tahun 2015. Daripada kamu sekarang sewa 10 toko mending uang sewanya kamu kumpulin, dalam 2 tahun kamu bisa beli 2 toko cash. Controlling mudah, profit tidak banyak terpotong sewa karena sudah jadi hak milik. dan kita juga mulai belajar untuk siap tempur dalam dunia bisnis online. Lagi mencoba rise up untuk membenahi usaha, Maret 2015 Mamahku meninggal. :( Qodarullah wa masya fa'al.

Awal tahun yang tak mudah. Kehilangan surga duniaku disaat aku sangat membutuhkan doanya, karena bagiku segala kemudahan yang Allah limpahkan itu salah satunya karena doa dan ridho Mamah semasa hidupnya.

Sejak Maret 2015 itu aku menjadi seorang yatim piatu, sekaligus menjadi wali bagi adik bungsuku. yaa sebelum Mamah meninggal beliau berpesan langsung kepadaku "Neng, titip adik yaa kalau mamah gak ada. yang lain kan udah pada nikah, pasti punya kewajiban masing-masing jadi mamah titip sama Neng yah. atas seizin Allah adikku bisa kuliah lewat rezeki dari muamallah hijab ini. Besar harapanku, ketika kau menunaikan kewajibanku mamah papah disana bisa bahagia melihat anak-anaknya tumbuh baik walau tanpa pengasuhannya.

Di usia 19 tahun pada saat itu, aku belajar jadi ibu dan ayah untuk adikku. loncat dari umur sebenarnya. Menjadi walinya, aku banyak belajar tentang apa yang orangtuaku dulu rasakan. Apalagi dulu Papahku menyekolahkan 9 anak. jadi kalau aku mengeluh karena menjadi wali 1 anak sungguh malunya diri ini.

Waktu mudaku tidak seperti anak lain yang masih bisa nongkrong sana sini, belanja ini itu, main sama teman sebaya kesana kemari. karena aku fokus untuk menunaikan amanah dari orangtuaku. Yaa jadi wali terbaik untuk adikku, memberikan pendidikan terbaik untuknya.

Bulan ke bulan aku terus belajar menjadi orangtua, walau banyak yang mencibir tua karbitan, gak gaul, terlalu serius dan lain-lain, yang aku bisa lakukan hanya berkata Ya Allah, Allah maha tahu apa yang hati ini rasakan, Engkaulah yang Maha memperhitungkan, Maha Adil, dan Maha Rahman Rahim, jika rasa sakit ini adalah wasillah mendekatkanku kepada-Mu, hamba ikhlas, kuatkan hamba Ya Rabb. yakinkan hati ini, bahwa suatu saat sakit ini engkau gantikan dengan bahagia baik di dunia ataupun akhirat. :(

Hari demi hari ku lalui dengan penuh rasa syukur untuk menjalani ritme kehidupan ini, banyak hal baik dalam kehidupan ini, banyak orang baik di sekitar, bisnis yang mulai pulih dan Qodarullah Alhamdulillah 2016 Allah izinkan Aku untuk umrah di usia 21 tahun.

Jujur pertama kali menginjakkan kaki di area suci itu, mata ini tidak berhenti mengeluarkan air matanya. Haru, bersyukur masyaAllah rasa yang gak bisa dijabarkan, energi hebat saat sujud pertama kala itu. sekan begitu dekan dengan Dzat yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji. Seakan tantangan yang selama ini dirasa tidak ringan perlahan menjadi hilang mengalir dengan derasnya  air mata yang keluar.

dalam Doa tak berhenti aku beristighfar memohon ampun, jika selama ini selalu mempertanyakan Ketentuan Allah. ego manusia ketika dihadapkan pada hal-hal yang kurang berkenan atau bahkan bisa di labeli ujian pasti tersirat dalam pikiran kok gini? kenapa harus aku? kenapa ujian seakan terus menerus menghampiri tak henti? kenapa? kenapa?

Mulai saat itulah aku mulai belajar, tentang Ketetapan Allah. berdamai dengan hati ketika mendapat hal-hal hebat yang sangat menguji kekuatan hati ini. karena apa? setiap kesedihan Allah ganti dengan kebahagiaan.

Jdai percayalah. segala hal tidak baik sekalipun yang terjadi dalam hidup itu sudah menjadi Ketetapan Allah.

yakinlah Allah itu Maha Adil dan Memperhitungkan. Tak ada masalah yang hadir tanpa solusi. tak ada kesedihan yang tak Allah ganti dengan kebahagiaan.
Belajarlah untuk khusnudzon atas Ketetapan Allah. ketika hal kurang baik hadir dalam hidup, fokusnya bukan lagi ko Allah kasih cobaan ini ya? kenapa harus aku? salah aku apa? Tapi cobalah mulai belajar berkhusnudzon, Ya Allah jika dengan persoalan ini adalah wasilah semakin kuatnya iman ini, hamba ikhlas atas ketetapan-Mu ini, Engkaulah yang Maha pemberi petunjuk, bimbing dan mampukan hamba untuk lewati ini. Mudah? tentu tidak. tapi berusahalah Yakin.

yakini dulu status kita itu manusia= hamba = awam/tidak tahu apa-apa sedangkan Allah sang Khaliq Maha tahu segalanya.

Dari setengah perjalanan hidupku tadi bisa dilihatkan? hidup ini pasti ada turun naiknya, ada sedih dan bahagianya. Kalau kata guru ngajiku, di dunia itu gak ada kata istirahat, kita itu hidup untuk cari bekal dari sabar dan kuat menghadapi ujian serta bisa bersyukur dan memberikan manfaat dari bahagia yang kita dapatkan. Istirahat itu nanti di akhirat. Dunia itu bukan tempat istirahat. bukan tempat berlalai-lalai. Kalau sudah belajar berbaik sangka atas Ketetapan Allah, insyaAllah hidup kita itu lebih tenang, selalu optimis disetiap keadaan.

Nih ada permainan Logika tentang Bungkusan Permen, udah tau atau pernah denger?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEST KERJA

PENGALAMAN HSG & BIAYANYA DI SAM MARIE JAKARTA

CERPEN [Takdir yang tak bisa Diubah]