[BROKEN HOME, Ya Allah Aku Ingin Bahagia, Ingin Lepas dari Penderitaan ini]

 [Kisah Broken Home]

Hallo, teman-teman kembali lagi di 'True Story', tempat mengungkap kisah terpendam yang bisa dijadikan pelajaran untuk diri sendiri dan sesama, tempat berbagi dengan tujuan sharing is caring, karena mungkin banyak orang merasa ujiannya paling berat, padahal mereka tak sendiri, banyak juga orang yang berjuang dan berusaha melewati itu semua, karena mengakhiri hidup bukanlah solusi, Yuk sama-sama kita berpegangan tangan, saling support dan berbagi kisah.

Hadir lagi kisah Broken Home, kenapa yah banyak sekali kisah dari broken home karena pola asuh  mempengaruhi diri dan kehidupan kita terutama perasaan kita, yang bisa jadi terbawa sampai dewasa atau disebut dengan Inner child. Okay Kali ini ada kisah dari sahabatku yang bikin termewek-mewek kalau kita bayangin dan mencoba masuk jadi posisi dia pada saat itu, Ya Rabb :(

Yuk Simak Kisahnya Teman-teman,

Aku anak bungsu dari 2 bersaudara, ketika Aku dikandungan Mamah, hubungan orangtua ku tidak harmonis, Bapak jarang pulang, sehingga Mamah sering menangis saat aku masih diperut mamah, pernah suatu ketika Mamah nyusulin Bapak ke tempat kerjanya di Tangerang, ya memang Bapak lagi kepincut sama perempuan lain dan ketika Mamah menyusul kesana ternyata perlakuan Bapak kurang baik, Bapak sudah menganggap cerai pada saat itu, padahal tidak sesuai ranah hukum, meninggalkan begitu saja, akhirnya Mamah pulang dengan sangat sedih dan pasrah atas semua yang terjadi dan berusaha membesarkan Aku dan Teteh bersama Nenek, 

Tibalah saat kelahiranku, Alhamdulillah Mamah melahirkanku dilancarkan oleh Allah dibantu oleh paraji, nenek dan tetangga. walaupun kehadiranku saat dikandungan itu seperti anak yang tidak diingingkan kehadirannya oleh orangtua, Bapak yang meninggalkanku, Mamah pun mencoba menggugurkan kandungannya dengan memukul-mukul perutnya, tapi alhamdulillah Aku masih bisa hidup dalam kandungan mamah karena kehendak Allah hingga lahir ke dunia yang begitu banyak cobaan ini.

Tahun-tahun pun berlalu yang tentu rasanya sulit bagi Mamahku, tanpa ditemani seorang suami dan mengurus dua anak perempuan, Aku pun bertumbuh dan sudah mulai masuk sekolah, pada saat itu Bapak datang kembali meminta rujuk, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya, Mamah pun luluh dengan permohonan maaf itu,

Alhamdulillah Aku merasakan kasih sayang dari kehadiran Bapak, walau hanya sebentar, karena Bapak memang tinggal di Tangerang, jadi jarang pulang ke Karawang. Aku tuh sangat kurang peran dari sosok Bapak, Nah pada saat Aku sudah kelas 4 SD, dan Teteh usia SMP, Mamah  meminta cerai ke Bapak, karena Bapak sering melakukan kekerasan ke Mamah dan tidak ada usaha untuk pemasukan keluarga, jadi saat minta rujuk itu kondisi Bapak lagi kekurangan (bangkrut), hari-hari ketika ada Bapak dirumah Aku dan teteh sering menangis karena melihat mamah sering sedih, menangis dan bertengkar, bahkan Mamah pernah dilempar asbak hingga berdarah, kejadian itu paling Aku ingat karena Aku menyaksikan hal itu, yang mamah ucapkan saat itu "Neng, keluar keluar" maksud mamah saat itu supaya kami anak anak tidak melihat kondisi mamah yang berdarah, tapi itu semua sudah terekam dalam memori kami, dan kami gak tahu harus bagaimana karena kami masih kecil dalam pikirku, Bapak itu jahat.

Beberapa hari kemudian, Aku dan teteh dibawa ke rumah Tante untuik dititip tinggal disana, dan Mamah mengatakan bahwa akan menjadi TKW ke Arab Saudi. hatiku hancur dan sedih banget, waktu itu Aku menolak, menangis dan melarang Mamah untuk pergi kesana karena Aku tak mau kehilangan Mamah, orang yang Aku cintai
Mamah menjelaskan, Mamah harus tetap berangkat untuk masa depan kalian, untuk bayar sekolah dan untuk makan kalian juga.

Kini Aku & Teteh tinggal di rumah Nenek, saat Mamah sedang berproses untuk pengajuan TKW, Mamah mendapat pelatihan terlebih dahulu dan tinggal dirumah singgah, kurang lebih 2 mingguan, jadi masih boleh di tengok dengan syarat hanya 1 kali, pada waktu itu Aku diajak Nenek bertemu Mamah, memeluk, nangis, rindu, dan takut kehilangan. Mamah saat itu berpesan "Kamu harus jadi anak yang rajin, sholeha, ikhlas dan jangan tinggalkan sholat", saat mau pulang nenek bilang, nanti bisa berkunjung lagi ke Mamah, tapi ternyata itu pertemuan terakhir Aku dengan Mamah sebelum keberangkatan. saat itu Aku emosi dan mengamuk layaknya anak kecil yang rewel banget, penuh amarah, karena setiap kali ingin bertemu Mamah sudah tidak bisa lagi, akhirnya nenek menjelaskan bahwa Mamah sudah berangkat, dan menjelaskan hal-hal positif, bahwa Mamah disana berjuang untuk kehidupan kita semua (Aku, Teteh dan Nenek), Alhamdulillah Aku bersyukur diurus oleh nenek yang seringkali mengingatkan soal agama, sholat, dan kebaikan-kebaikan.

Seiring berjalannya waktu, Aku mulai bisa menerima semua ini tanpa kehadiran Mamah dan Bapak. Aku & Teteh ikut sama Bibi dan Nenek, sehingga Aku pindah sekolah juga, pada saat itu Bibi punya anak bayi, dan kami diperlakukan seperti pembantu dirumah itu oleh Bibi, nyuci piring, baju, setrika, semua pekerjaan rumah Aku dan Teteh yang harus mengerjakan, pernah juga Aku dibangunkan malam untuk membuatkan susu sambil teriak "Neng, Neng banguuuun!!! bikinin susu", pokoknya tinggal dirumah itu kami tidak tenang bahkan teteh dan Aku sering sakit pada saat itu, Alhamdulillah Nenek yang selalu menguatkan Aku dan Teteh.

Nah, selain ujian keluarga adalagi ujian dalam hidupku yaitu Aku mendapat bullying dari teman-teman disekolah, Aku dipukul pake buku matematika, Aku dijenggut, sampai pernah Aku disiram air comberan sama teman-teman dan diancam, "jangan bilang Teteh atau Nenek kamu, kalau lapor liat yah penyiksaan kamu lebih berat lagi" (sambil melototi aku) bahkan pernah saat di bully aku diem aja dan nahan pipis, karena kalau aku pergi ke WC pasti di bully lagi terus terusa, bahkan aku pernah ditendang, Ketika mereka mengancam padda saat itu Aku takut dan tidak berani lapor pada nenek, pernah suatu ketika pulang sekolah nenek bertanya "Neng kenapa bajunya kotor?", "ini kecipratan mobil tadi nek" padahal dalam hatiku menjerit, Aku kena bully, ingin sekali bilang tapi Aku takut di bully lebih parah lagi sama teman-teman disekolah.

Pergi sekolah aja aku takut, ditambah sering pusing, panas, sakit-sakitan terus.
dari kelas 5-6 SD Aku di bully, dan yang jadi penguat Aku adalah untuk mamah. alhamdulillah akhirnya Aku lulus sekolah.
Pada saat itu Aku gak mau masuk SMP Negeri karena Aku tahu mereka yang bully Aku tuh pada masuk ke negeri di karawang. sehingga Aku bilang ke Nenek mau masuk ke pesantren (tsanawiyah) untuk menghindari mereka, rasanya senang dan bahagia banget karena Aku tidak bertemu mereka yang bully lagi, satu persatu beban beratku terlepas.

Alhamdulillah dilancarkan sama Allah, saat belajar di tsanawiyah aku nyaman dan Aku mendapat peringkat 10 besar, bahkan peringkat 3 besar, sering sharing dan diskusi dengan guru juga, dan giat belajar. Aku senang bisa nunjukin ke mamah dan bikin mamah bahagia juga, ditambah mamah janji kalau aku lulus mamah mau pulang dari Arab.

oh iya ketika aku sakit dan sedang dalam keterpurukan, Aku berdoa "ya Allah Aku ingin keluar dari masalah Aku yang berat, Aku ingin bahagia seperti teman-temanku yang lain, Aku ingin mendapat cinta dan kasih sayang, bagaimanapun caranya akan aku terima yang penting Aku bisa keluar dari ujian berat ini"

MasyaAllah, setelah berdoa ini Allah memberikan petunjuk, mungkin Allah mengabulkan doaku, tiba-tiba Allah pertemukan Aku dengan seorang laki laki yang mau menikahi Aku, memang pada saat itu Aku baru lulus SMP (tsanawiyah) nah Aku juga ingin melanjutkan ke pesantren lagi tapi Allah rupanya berkehendak lain. tidak lama Aku mengenal Mas, sekitar 1 bulan, dan itu pun tidak pacaran karena pada saat itu Mas ngekos di rumahnya bibi, sehingga Aku sering bertemu dengan Mas, karena membantu nenek untuk memberikan makanan, lalu Mas B sudah menanyakan keluargaku dan ingin menikahi Aku, dan entah kenapa pada saat itu pun Aku mau, mungkin ini jalan keluar dan Allah mengabulkan doaku lewat Mas.

Ketika bertanya pada Nenek, yup! Nenek pun kaget karena Aku baru lulus SMP tapi sudah dilamar, dan nenek pun kaget ketika Aku juga bilang mau menikah. "kenapa mau nikah? itu usianya beda jauh sama kamu", "iya Neng mau nek", nenek kaget banget, tapi akhirnya menyetujui karena pada saat itu Mas B berjanji untuk menyekolahkan Aku supaya aku bisa melanjutkan SMA dan bahkan sampai kuliah, tidak akan memikirkan anak dulu katanya. Jadi memang Mas mau menyekolahkan Aku, bukan untuk langsung menjadi Ibu rumah tangga, karena pada saat itu ya memang usia ku masih kecil, singkat cerita keluargaku akhirnya menyetujui, bahkan Mas menelepon mamah di Arab berniat untuk melamar Aku, pas jadwal mamah pulang Aku menikah dengan Mas B.
ternyata ujian baru hadir lagi, keluarga Mas B tidak menyetujui karena latar belakang keluarga aku. singkat cerita pernikahan kami berlangsung sederhana.

Nenek hanya berpesan "Neng, ujian Neng teh banyak, sekarang mertua gak merestui, Neng harus buktikan kalau Neng teh pantas jadi menantu, pokoknya mah Neng harus nurut sama suami yah"

Alhamdulillah waktu itu Aku dibawa ke cicalengka sama Mas B, dan betul, Mas menepati janjinya, Aku disekolahkan, bahkan Aku juga di biayai kuliah, di akhir perkuliahan saat Aku mempersiapkan wisuda alhamdulillah Aku hamil,
Mertua juga sudah membuka hati dan menerima Aku, kami juga sering pergi ke Solo bertemu keluarga suami, Aku pun kini sudah punya buah hati yang cantik lucu menggemaskan, dan saat wisuda mamah juga bisa hadir, pulang dari Arab, walau hanya sebentar berjumpa dengan mamah tapi itu sangat mengobati rasa rinduku,

Alhamdulillah, Alhamdulillah Allah berikan kebahagiaan untukku dengan caranya Allah.

MasyaAllah Teteh, Jazakillahu khairan sudah mau berbagi kisahnya untuk kita semua disini, semoga ada hikmah dan pengajarannya, Allah itu sangat sayang sama hambanya ya, ujian berat itu ya ingin membuat kita semakin kuat, dan apabila kita bersabar maka Allah juga akan memberikan kebahagiaan akhirnya,

Dunia ini bukan tempat kita sebenarnya, tapi tempat kita sebenarnya adalah akhirat :). dari cerita ini pun kita dapat hikmah untuk berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah.

APA KEUTAMAAN BERDOA??

Allah berfirman di dalam surat Ghafir : 60
"Berdoalah kepada-ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina"

QS Al-Baqarah : 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.
 
nah jadi keutamaan doa itu penting banget yah, keutamaannya pasti Allah kabulkan, hanya saja bentuk mengabulkannya itu bukan yang kita inginkan , bisa jadi dalam bentuk yang lain , karena apa yang kita pikir baik untuk kita bisa jadi kata Allah tidak, namun bila itu terbaik dari Allah insyaAllah itu terbaik juga untuk kita, karena Allah Maha Mengetahui hambanya.

Yuk kita harus terus berdoa, karena berdoa itu gratis, dan pasti akan Allah kabulkan, karena itu sudah janji Allah, dan memintalah pertolongan hanya kepada Allah.

bagi teman teman yang ingin berbagi kisah dan berbagi hikmah bisa WA atau pun melalui email yah anistia.nurhakims@gmail.com
sharing is caring, semoga ketika ada yang baca kita memberikan motivasi dan penyemangat dalam hidupnya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEST KERJA

PENGALAMAN HSG & BIAYANYA DI SAM MARIE JAKARTA

CERPEN [Takdir yang tak bisa Diubah]