CERPEN SUDAH BATAL BELUM YAH?
Penulis: Anistia Nurhakim S
Sumber: Canva |
Suatu hari di
waktu siang,
Rina dan Kayla sedang mengikuti
kelas kuliah, lalu terdengar adzan berkumandang, pertanda waktu sholat dan
kelas kuliah pun selesai.
Rina yang saat itu sudah
berjilbab mengajak Kayla untuk segera menuju ke mushola,
"Yuk kita sholat
dulu Kay!"
"Oke, oke Rin, tunggu bentar
aku matikan dulu laptopnya"
Mereka berdua
melangkahkan kaki menuju mushola yang berada di seberang gedung lantai 3, cukup
dekat dengan ruang kelas yang sama-sama berada di lantai 3, belok ke kiri dari
ruang kelas, lurus sedikit, lalu belok kanan, lurus lagi 50 meter, sampai di
mushola.
Kayla segera mengambil air wudhu,
setelah selesai Kayla bertanya. "Eh Rin, kamu gak wudhu dulu?"
"Oh, Aku masih ada wudhu kok
Kay, udah biasa kalau keluar rumah wudhu dulu, dan belum batal"
"Memangnya bisa seperti itu
ya Rin?"
"Ya tentu saja bisa Kayla,
asalkan kita menjaga wudhu, aku udah biasa sejak zaman pesantren selalu menjaga
wudhu seperti ini, karena ku tak tahu kapan aku meninggal, setidaknya keluar
rumah berwudhu dulu membuat diri kita terjaga dan suci"
"Oh begitu ya, yuk
sholat, kamu imamnya ya Rin"
Selesai sholat mereka berdua
makan siang di kantin yang berada di lantai 1 gedung kampus.
Sudah 3 semester Rina dan Kayla
mengambil jurusan yang sama, mereka selalu kompak bersama dan bersahabat.
Bahkan ketika liburan semester tiba, Rina dan Kayla bergiliran saling
mengunjungi tempat tinggal masing-masing. Rina berkunjung ke Sumedang tempat
Kayla, begitupun Kayla berkunjung ke Jogja tempat tinggal Rina.
"Eh Rin mau pesan makan
apa?"
"Pesenin yang biasa
deh Kay"
"Okay siap, Mba pesen jus
lemon tanpa gula 1, mie ayam 1 gak pake bawang dan sambalnya sedikit saja, Satu
lagi pesen Ayam geprek sambal ijo, minumnya es jeruk"
Saking dekatnya dan
sering makan bersama, sampai Kayla hapal makanan favorit nya Rina jus lemon
tanpa gula dan mie ayam tanpa bawang.
Sebetulnya sudah sejak lama Kayla
ingin seperti Rina berjilbab panjang menutupi dada, dan menggunakan gamis
supaya tidak membentuk lekuk badan, tapi sering kali gagal, mungkin karena niat
yang belum kuat, atau terlalu suka dengan penampilan celana jeans, dan kemeja.
Gerah sedikit rambut pun tinggal di ikat.
Namun sebagai sahabat Rina tak
pernah memaksa, hanya saja sering mengingatkan dengan santai, sehingga Kayla
pun nyaman bersahabat dengan Rina.
Suatu hari Rina memberikan hadiah
kerudung dan gamis panjang untuk Kayla, karena mendengar cerita Kayla ingin bertaubat dan hijrah,
bahkan Kayla sudah sering mendengar kajian agama.
Beberapa kali Kayla berkunjung
dan ikut menginap di kosan Rina, tak sengaja ikut mendengarkan kajian online
yang sering Rina ikuti.
Dari mendengar, mulailah
memasuki relung hati Kayla, dan ada satu pembahasan tentang aurat wanita, yang
tentu akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Saat mendengar itu Kayla
menangis, sadar selama ini terlalu cuek akan ilmu agama.
Dulu saat sekolah pun Kayla bukan
anak pesantren, dan tak pernah ikut sekolah madrasah, bahkan ngaji pun susah,
banyak ilmu tajwid yang belum diketahui.
Semenjak berteman dengan Rina,
mulai ada perubahan pada diri Kayla, salah satunya sudah mulai memakai jilbab
pada semester 4, sering mendengar kajian dan selalu menjaga wudhu.
Selepas mandi sebelum berangkat
kuliah, berwudhu dulu. Pokoknya setiap akan keluar rumah Kayla yang sudah
memakai jilbab itu sering menjaga wudhunya, hingga sudah tak mau bersentuhan
dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Setiap akan sholat
berjamaah dengan Rina, Kayla sering lupa, maklum saat itu belum terbiasa.
"Eh Rin, Aku sudah batal wudhu belum yah?"
"Mana ku tahu Kay, kamu yang
rasain, aku juga kan gak tahu kalau kamu kentut tipis mungkin tadi di
kelas"
"Ih aku gak kentut
kok Rin, aku yakin sih belum batal"
"Kalau kamu yakinnya belum
batal berarti langsung sholat saja Kay"
"Aku lupa Rin, tapi aku
yakin belum batal sih udah wudhu sebelum berangkat kuliah, tapi ada ragu juga
Rin, gimana dong"
Rina langsung menjelaskan kaidah
fiqih yang pernah ia pelajari,
"Gini Kay, Al yaqiinu Laa
Yazuulu bisyakki, artinya sesuatu yang meyakinkan tidak dapat hilang hanya
dengan keraguan, jadi kalau kamu yakin memang tadi sudah berwudhu ya sudah,
kamu masih punya wudhu, karena kentut pun kamu gak rasa juga kan dan ragu,
Begitupun sebaliknya,
jika kamu yakin memang sudah kentut, dan ragu apakah tadi sudah berwudhu atau
belum maka kamu harus berwudhu karena kamu yakin memang tadi sudah kentut"
Tiba-tiba datanglah Nindy,
"Kalian ngomongin apa sih? Mau sholat juga malah ngobrol terus deh"
Jawab Rina "Ini nih Kayla,
nanya lupa dia tadi udah kentut apa belum, udah batal apa belum, kebiasaan dia
deh"
Nindy "Kay, kamu tadi kan
duduk di sebelah aku pas mata kuliah entrepreneur, kamu udah kentut kecil tadi
aku denger, trus kita cengengesan sedikit, untung dosen dan teman kelas gak
dengar kentutmu, haha"
Kayla merespon "Oh
iya yah haha, aku lupa berarti aku wudhu dulu ya sekarang, jelas sudah batal,
tungguin aku sholat ya bareng dong berjamaah"
Rina dan Nindy "Iya,
iyaa".
Begitulah kisah
pertemanan mereka, yang saling mengingatkan kebaikan, perkara pertanyaan sudah
batal apa belum wudhu nya? Bisa menjadi sebuah ilmu ketika seorang teman
memiliki ilmu, diskusi selalu berisi ketika seseorang memiliki ilmu, sebuah
anugerah dan rezeki ketika kita dipertemukan dengan teman-teman sholeh sholeha
yang selalu mengingatkan perkara iman dan menuntun pada jalan kebenaran.
MasyaAllah, semoga kalian selalu
istiqomah dan menjaga ukhuwah islamiyah.
Ingat ilmu satu ini ya jika ragu
muncul "sudah batal apa belum?"
Al yaqiinu
laa yazuulu bissyakki, "Sesuatu yang meyakinkan tidak dapat hilang hanya
dengan keraguan"
Semoga
kisah fiksi Rina dan Kayla tadi menginspirasi, sebuah
pertemanan yang berkualitas, semoga bukan hanya berteman di dunia saja tapi
Allah kumpulkan kembali di surga. Aamiin
Penulis: Anistia Nurhakim S
Komentar
Posting Komentar