TIPS MEMPERTAHANKAN RUMAH TANGGA

 Mempertahankan rumah tangga, sulitkah?


Hallo teman-teman journey, terutama kalian yang sudah memasuki kehidupan berumah tangga, bagaimanakah dengan rumah tangga Anda? selalu bahagia? atau sedang mengalami fase galau?

Dunia maya akhir-akhir ini sedang dihebohkan berita pasangan muda yang bercerai dan saling mengumbar aib pasangan. Sedih rasanya ketika mendengar perpisahan. Perlu kita sadari bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan, bagaimanapun caranya dan apapun kondisinya perpisahan itu memang ada. Hingga nanti perpisahan sebenarnya adalah kematian yang memutuskan hubungan dengan dunia nyata dan melanjutkan kehidupan akhirat.

Memang dalam berumah tangga itu tidak akan selalu bahagia, karena dua insan yang dipersatukan butuh waktu untuk saling memahami satu sama lain, namun bagaimana sih mempertahankan rumah tangga? terutama bagi kalian nih yang taaruf, atau baru kenal beberapa bulan namun sudah ke jenjang yang serius yaitu pernikahan. Namanya takdir, manusia tak bisa mengelak, karena semua yang terjadi sudah ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala

'People Changes', Yes, manusia itu bisa berubah kapanpun. Kita tak pernah tahu kapan seseorang berubah, bahkan orang terdekat kita ataupun pasangan. Kita tak pernah tahu isi hati dan pikirannya. Pemikiran manusia bisa berubah begitupun tingkah laku. Entah itu dipengaruhi lingkungan pertemanan, ilmu yang dia dapatkan atau hal lainnya. Karena manusia itu tumbuh dan berkembang seiring bertambahnya usia.

Masalah dalam rumah tangga akan selalu ada. Kehidupan tanpa ujian bagaikan masakan tanpa bumbu. Yes, Hambar. Adanya ujian justru yang membentuk diri kita semakin dewasa, semakin kuat, semakin tumbuh dan lebih bijak lagi dalam menyikapi hidup. Ah ngomong doang sih gampang, prakteknya susah ngejalaninnya. Ini ada beberapa tips mempertahankan rumah tangga versiku.

1. Luruskan Niat, Ikhlas, Junjung Toleransi

Meluruskan niat itu sangat penting supaya kita tahu tujuan visi misi hidup kita berumah tangga ini tuh apa?

coba pikirkan kembali, ketika banyak masalah menghampiri, sering bertengkar dengan pasangan, sebetulnya apa yang dicari?

Ketika kita sudah tahu niat dan tujuan dalam pernikahan maka rasa ikhlas pun akan hadir, ikhlas bukan berarti pasrah tanpa berusaha maximal, tapi kita pun berusaha untuk menjalani yang terbaik, ikhlas menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Menerima kelebihan sudah pasti semua orang bisa, namun tak banyak orang yang mampu menerima kekurangan orang lain. 

Maka toleransi penting dalam membina rumah tangga. Sadari bahwa diri kita ini punya kekurangan juga, yang bisa saja pasangan kita pun tak menyukainya, namun diri kita terkadang lupa bercermin, seringkali menyalahkan orang lain dan lupa mengoreksi diri sendiri. Coba berdiskusi dengan baik dan cobalah menerima dengan toleransi kekurangan pasangan kita.

2. Menerima Segala Kondisi Pasangan & Mendukungnya untuk Bangkit Bersama

Banyak beberapa kisah rumah tangga, ketika belum menikah sang pria tersebut mapan, namun setelah menikah tiba tiba terpuruk, karena roda kehidupan berputar dengan cepat, lalu bagaimana sikap seorang istri?

Untuk mempertahankan rumah tangga, kembali lagi ke point 1, Niat di awal pernikahan untuk apa?

Jika materi semata yang dicari, pasti ketika terjadi keterpurukan maka seorang istri akan stress dan bisa langsung meninggalkan suaminya, maka jika ingin mempertahankan rumah tangga, kita harus menerima segala kondisi pasangan, karena bisa jadi dengan bertahan, berusaha dan berdoa penuh sabar dan berjuang bersama bisa jadi Allah mudahkan rezeki nya dan lebih barokah lagi yang berujung indah. Segala yang menimpa diri bisa jadi ujian untuk kita, kita belum bisa disebut sabar jika kita belum diuji kesabaran, betul kan? 

Ketika emosi, acapkali manusia berkata"Sabar itu ada batasnya", padahal agama mengajarkan sebesar apapun ujian dan kondisinya maka kuncinya sabar. Ya memang begitu kunci kehidupan. Bahkan ketika kita mengambil suatu tindakan, itupun ada konsekuensinya yang akan berbalik pada kita.

Kondisi pasangan, misalkan suami kehilangan pekerjaan apalagi saat pandemi. Memangnya siapa yang mau itu terjadi? Justru disinilah fungsi kehadiran pasangan untuk selalu berusaha mendukung, saling menyayangi satu sama lain. Kalau bukan pasangan yang mendukung siapa lagi?. Ketika berumah tangga kita akan berjuang bersama itu dengan pasangan. Sudah bukan tanggung jawab orangtua lagi. Kita harus mandiri bersama pasangan. Yuk saling mendukung, tumbuh, berkembang dan bangkit bersama penuh cinta. Indah bukan mendengarnya?

3. Menurunkan Egoisme & Belajar Love Language

Egois itu salah satu sifat dasar manusia, egois bisa juga hal positif menyangkut diri sendiri untuk bisa lebih mencintai diri sendiri juga tentunya. Kita perlu memperhatikan diri sendiri. Manusia butuh egoisme untuk bertahan hidup, mempertahankan hak dirinya, wilayahnya. Tapi egoisme tidak boleh berlebihan, cukup sebatas pemenuhan kebutuhan sendiri tanpa mengganggu hak orang lain.

Bila sifat egois ini keluar berlebihan dihadapan pasangan atau orang lain maka inilah yang akan menjadi pemicu retaknya hubungan antar pasangan. Menurunkan sifat egois ini sangat penting, tidak hanya untuk suami tetapi istri juga, kedua belah pihak harus bisa saling menjaga tingkah laku, jangan sampai egoisme ini berujung dengan pertengkaran dan saling menyakiti. Perlu dan penting sekali belajar berkomunikasi untuk saling mengerti satu sama lain, karena wanita selalu mengedepankan perasaannya sedangkan pria mengedepankan logikanya. Maka kita harus pandai memposisikan diri.

Bertukar argumen itu baik, berdiskusi juga baik bila tidak dengan emosi yang bergejolak, berdiskusi dan beda pendapat itu wajar, supaya kita bisa tahu ternyata ada sudut pandang lain. Karena setiap manusia punya bahasa cinta (love language) tersendiri. Begitupun Bahasa cinta antar pasangan bisa berbeda. Sudah banyak pakar psikolog yang membahas terkait bahasa cinta. Yuk coba kita pelajari lebih dalam bahasa cinta pasangan kita, supaya mengungkapkan rasa cinta jadi lebih tepat sasaran.

4. Mencoba dan belajar mengikuti kesukaan pasangan

Hmmm dalam rumah tangga perbedaan kesukaan saja terkadang bisa jadi kerikil rumah tangga, ya memang orang tidak akan kepleset oleh batu besar, tapi orang akan terpleset oleh kerikil kecil. 

Nah itulah hal sepele yang bisa membuat rumah tangga retak, misal berbeda makanan kesukaan, sehingga seorang istri harus menghargai perbedaan tersebut, walau sang istri tidak suka karena baunya atau rasanya tapi suami sangat menyukainya, alangkah lebih baik belajar untuk menghidangkan makanan kesukaan suami.

Tips nya bisa bikin beberapa menu makanan, atau jika tak mau masak sendiri bisa membelikan makanan kesukaan suami. Tidak perlu memaksakan diri untuk memakannya bila tidak suka. kamu bisa memakan menu lainnya. Namun suami akan senang karena bisa menyantap hidangan kesukaannya bersama istri tercinta.

Begitupun sebaliknya, jadi jangan sampai hanya karena tidak suka sama satu makanan membuat aturan tidak boleh ada makanan tersebut, padahal pasangan kita sangat menyukainya :). Ini baru contoh soal makanan, bisa saja yang terjadi dalam rumah tanggamu berbeda kasusnya. Setiap rumah tangga punya trik khusus yang berbeda-beda dalam penerapannya. Kalian bisa sesuaikan dengan karakter pasangan masing-masing.

Contoh lain, Aku tak suka bola, aku tak mengerti club bola, tapi suami sangat menyukainya. Aku hanya berusaha bertanya sedikit perihal club bola yang dia sukai. Misalkan kita bertanya "Eh gimana tuh pertandingan semalam siapa yang menang?" Atau bisa juga membelikan merchandise club bola yang dia sukai. Itu pasti hal yang menyenangkan untuknya dan akan merasa bahwa istrinya sangat mendukung hal yang disukainya. Yang penting rumah tangga harmonis ya, lebih indah bukan dari pada perpecahan dan pertengkaran yang terus menerus.

5. Berkomunikasi dalam hal apapun

Terbuka dengan pasangan sangat penting, karena chemistry suami istri terjalin sangat kuat, ya karena pernah tidur bersama, maka seringkali suami ketahuan bila berbohong atau menyembunyikan sesuatu. 

Memang chemistry nya begitu kuat apalagi perasaan seorang istri, maka kunci utamanya adalah berkomunikasi, bisa jadi bila dibicarakan diawal sang istri pun tidak akan marah atau melarang, dari pada berbohong yang mengotori kepercayaan rumah tangga, toh pada akhirnya ketahuan juga. Lebih baik terbuka dan berbicara apapun itu jauh lebih baik.

6. Tidak banyak menuntut

Sifat dan karakter seseorang itu sudah dianugerahkan oleh Allah subhanahu Wata'ala. Kita tidak bisa menuntut banyak hal, mengingatkan hal kebaikan boleh namun jangan sampai menjadi pertengkaran dan pemaksaan. Sebaiknya juga bukan kita yang menuntut, "Kamu seharusnya bla bla bla..............,," tapi tunjuk pada diri kita sendiri apa yang bisa kita lakukan dan berkata "Aku seharusnya.......................". 

Karena apapun yang terjadi dalam hidup kita ini ya tergantung bagaimana kita bersikap. kebahagiaan kita ada pada diri kita sendiri, bukan bagaimana orang bersikap kepada kita, karena kita tidak bisa mengontrol sikap orang lain, tapi kita bisa mengontrol diri kita sendiri :)

Tips terakhir dari Papa Saya,

Lelaki itu kalah oleh kelembutan seorang wanita, maka teruntuk seorang istri bersikap lembutlah kepada suami, maka suami akan berusaha untuk melindungi dan menyayangi dengan sepenuh hati :D

Semoga Bermanfaat

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEST KERJA

PENGALAMAN HSG & BIAYANYA DI SAM MARIE JAKARTA

CERPEN [Takdir yang tak bisa Diubah]