CERPEN [Takdir yang tak bisa Diubah]
Tugas Cerpen waktu kelas X nih di SMAN 1 Baleendah
Tidak seperti biasanya Iska tiba di sekolah sepagi
ini. Biasanya Iska tiba saat lonceng berbunyi, atau 5 menit telat dari jam
masuk. Tapi hari ini Iska tiba lebih awal 15 menit dari jam masuk sekolah.
Bahkan sahabatnya pun belum tiba di sekolah yang biasanya lebih awal dari Iska.
“Waaah, Iska ga
datang telat lagi ni, kamu ga lagi ngigau kan?” suara sahabatnya yang baru
tiba.
“Yaaa ngga lah,
aku sadar” Jawab Iska.
“Tumben datang
jam segini, ada apa?? Pagi-pagi dah cengar cengir gitu lagi.” Tanya Upit
sahabatnya.
Iska menceritakan apa yang
membuatnya bahagia kepada sahabatnya. Kedua sahabatnya ikut gembira mendengar
hal itu. Bahwa 6 bulan lagi Iska akan mempunyai adik. Dia selalu berdoa dan
mengharapkan itu, dan sekarang terjawablah atas doanya selama ini.
Iska yang di kenal sebagai gadis
pendiam oleh teman-temannya itu sekarang menjadi lebih riang, lebih banyak
ceria daripada diamnya, yang biasanya kalau diajak bercanda cuma senyum saja.
Tapi sekarang malah Iska yang sering ngajak bercanda.
Hari demi hari
dilewati dengan rasa tak sabar menunggu kelahiran adiknya ke bumi yang indah ini.
Tak lupa Iska selalu berdoa agar mamanya diberi kesehatan juga untuk adiknya
yang berada di dalam kandungan. Sebenarnya Iska menginginkan seorang adik
laki-laki, tapi jika Tuhan memberikan adik perempuan, maka Iska akan tetap
bersyukur atas kehadiran adiknya dan bersyukur dengan apa yang diberi oleh yang
maha kuasa. Karena hidup lebih berarti dengan mensyukuri apa yang kita miliki.
Semakin mendekati pada kelahiran
adiknya itu, Iska semakin bersemangat. Iska semangat mencarikan nama untuk
adiknya. Apalagi saat Iska tahu bahwa perkiraan dokter adiknya Iska laki-laki. Semangat
Iska bertambah dan Iska sibuk cari-cari nama yang bagus, pantes dan memiliki
arti yang indah.
Iska juga
melibatkan kedua sahabatnya agar membantu mencarikan nama untuk adiknya itu.
“Kita nyerah deh
Iska.”
“Kenapa? Kalian
ga mau bantu?”
“Bukannya ga mau
bantu, tapi kita juga bingung, semua nama yang kita tawarin ga ke pake.”
Tiba-tiba terlintas di benak Iska
nama “Tian” seorang ketua Osis yang cakep, menarik, cool, ramah dan rajin
ibadah itu. Iska memang suka sama Ketua osis tersebut. Ternyata Iska memang
niat mau kasih nama Tian untuk adiknya nanti. Bukan karena Iska suka sama ketua
osis, lalu memberikan nama Tian. Tapi menurut Iska, nama Tian itu lucu, Iska memang
menyukai nama Tian.
Semenjak mamanya hamil, Iska jadi
jarang main sama sahabatnya. Iska selalu bergegas pulang ke rumah saat lonceng
pulang berbunyi. Dia pulang karena harus menjaga mamanya yang 2 bulan lagi akan
melahirkan. Kalaupun main bersama sahabatnya itu, mereka diajak main di rumah
Iska.
“Hmm…adik mu
masih dalam kandungan saja kamu udah sibuk, jarang pergi bareng sama kita lagi”
(sindir sahabatnya)
“Yaaa, mau
gimana lagi, aku harus jaga mama. Tapi besok mama aku tinggal di rumah tante
dulu.”
Papanya Iska memang tidak tiap hari
pulang, jadi tak selalu menjaga mama Iska. Oleh sebab itu jadi tugas Iska buat menjaga
mamanya. Memang itu yang seharusnya dilakukan oleh seorang anak kepada
orangtua, hormat dan berbakti.
Mama Iska
tinggal di rumah tantenya Iska, karena dekat ke Rumah sakit, jadi kalau ada
apa-apa tinggal melangkah saja ke Rumah sakit.
Saat Iska di
tinggal oleh mamanya di rumah , Iska di temani oleh sahabat-sahabatnya. Upit
dan Vika, yang menginap di rumahnya Iska.
***
Bulan yang di tunggu-tunggu Iska
akhirnya tiba. Bulan dimana mamanya akan melahirkan. Iska tak sabar melihat adiknya
lahir dan akan diberi nama Tian itu.
Hari itu Iska
berangkat ke sekolah bersama sahabatnya, dan kabar dari tantenya bahwa hari itu
juga mama Iska akan melahirkan. Seperti biasa Iska berdoa kepada Tuhan agar mama
dan adiknya diberi keselamatan.
Hari itu Iska mengikuti pelajaran
seperti biasanya, tapi di tengah jam pelajaran Papanya menelepon Iska. Iska
mengangkat Telepon di Luar kelas. Teman-temannya tidak tahu apa percakapan Iska
di telepon, yang mereka lihat, Iska melemah setelah menerima telepone. Badannya
gemetar dan wajahnya pucat.
“Iska, kamu
kenapa?”
“ngga”. Jawabnya
Lesu (terdiam dan menggelengkan kepalanya)
Lonceng
pulang sekolah berbunyi.
Iska
pulang bersama kedua sahabatnya, Iska tidak bercerita kepada sahabatnya itu,
karena Iska terdiam setelah menerima telepon. Mereka pulang menuju rumah Iska,
tapi langkah kakinya Iska gontai tak bertenaga. Tiba-tiba saja “Glepeek” Iska jatuh Pingsan.
Keesokan harinya Iska tersadar dan
bercerita sambil menangis, bahwa jam 11.00 kemarin itu saat Iska menerima telepone,
adik laki-lakinya sudah tidak bernafas lagi. Adiknya meninggal dunia
(Innalillahi wainna ilaihi rojiun).
Iska hanya bisa
melihat jasad si bayi saat di bawa pulang dari rumah sakit, dan tidak mendengar
tangisan bayi sedikit pun di telinganya. Suara tangisan bayi adiknya Iska yang
dirindukan dan Iska tunggu itu tak pernah terdengar. Nama Tian untuk adiknya
itu hanyalah tertulis di batu Nisan. Inilah takdir, apapun yang terjadi manusia
tidak bisa merubahnya dan tidak ada yang tahu, yaitu takdir KEMATIAN.
Iska tidak menerima apa yang terjadi
pada adiknya itu, setiap hari Iska menangis. Tapi sahabatnya yang selalu ada
dan memberi dukungan padanya membuat Iska semakin membaik, membuatnya tidak
berlarut-larut dalam kesedihannya lagi, dan dengan adanya nasehat dari
orangtuanya. Perlahan Iska bisa melupakan kesedihan atas kepergian adiknya, dan
menjalankan hari seperti biasanya lagi.
The End
Cerpen 2 - waktu kelas X nih
Penantianku Tak Sia-Sia
Tidak aku sangka kelahiranku bersamaan
dengan kelahirannya. Dia bukanlah saudara kembarku ataupun adik. Tapi dia
adalah Vita, sahabat terbaikku. Tidak sengaja juga rumahnya berada disebelah rumahku,
bahkan Vita sudah tak sungkan lagi memanggil orangtuaku mama papa, begitupun
aku kepada orangtuanya.
Sekarang aku dan Vita duduk di bangku
SMA. Sekolahku selalu sama dengannya, bahkan selalu sekelas sejak SD sampai
SMP. Tapi sekarang kelas kami berbeda. Meski begitu, aku dan Vita selalu
bersama dan kompak, saat jajan istirahat, pergi sekolah, atau pulang sekolah.
Teman-teman pun sering memanggil kami si kembar.
Tanggal kelahiranku yang sama dengan
sahabatku membuat hari ulang tahun selalu spesial tiap tahunnya. Perayaan ulang
tahun selalu ada, meski tidak selalu meriah, ataupun tidak dirayakan oleh
orangtua karena sibuk, tapi perayaan ulang tahun kami adakan berdua saja itu
sudah cukup, hanya dengan bertukar kado.
“Heii Nia… besok kita 17 tahun ya?”
Tanya Vita kepadaku
“Iya ya,.. rasanya semakin tua aja nih
kita.” Jawabku
Aku dan Vita tidak pulang sekolah
bersama hari ini, karena aku akan membelikan hadiah untuknya, begitupun Vita.
Malam pun tiba. Vita datang ke rumahku.
Semalaman aku berbagi cerita dengannya
menunggu jam 12 tepat. Saat jarum jam berhenti di angka yang ku tunggu, tepat
di angka 12. Jam pun berbunyi, memecah kesunyian malam. Kue yang telah kami
beli tadi siang sudah dihiasi lilin-lilin yang menyala berjumlah 17. Aku dan
sahabatku meniup lilin bersamaan, dilanjutkan dengan bertukar kado. Setelah
acara itu selesai, aku dan Vita pun tertidur.
Keesokan harinya aku terbangun di pagi
hari, lalu membuka jendela melihat matahari terbit diufuk timur yang memberikan
cahayanya dan memberi kehangatan pada bumi ini. Tak kusadari bahwa Vita tak ada
disebelah saat ku terbangun, dan tak ada diruangan kamarku, yang kulihat
hanyalah sepucuk surat terbaring di kasur tepatnya di atas bantal.
Vita tak pernah seperti ini sebelumnya,
dan ini adalah hal yang pertama dia lakukan meninggalkan surat di kamarku.
“Ada apa dengannya?. Apa yang terjadi
pada sahabatku?” Tanyaku dalam hati
Rasanya ribuan tanda tanya hadir dalam
benakku. Lalu dengan segera kuambil surat itu dan kubaca. Ternyata di usiaku
yang ke 17 ini, aku harus berpisah dengannya, semalam adalah pertemuan
terakhirku.
“Mengapa dia tak katakan ini semalam?.
Kenapa mendadak?” Aku terus bertanya-tanya.
Jujur aku sedih, dan sangat terpukul
membaca surat itu. Aku tak ingin berpisah dengannya, pantas saja semalam
tiba-tiba dia memelukku dan menangis.
Vita ternyata pindah ke luar negeri,
ikut ayahnya bersama keluarganya juga. Disurat itu dia bilang “Tunggu aku 5 tahun lagi di tempat bermain
kita dulu pada tanggal kelahiran kita. Maafkan aku Nia, tak bilang sebelumnya, karena akupun tak
sanggup katakan pisah dengan mu, sekali lagi maafkan aku Nia.”
Sekilas isi surat dari Vita untukku,
tetesan air mata keluar dari mataku membasahi surat yang kubaca, tiba-tiba
dadaku sesak, rasanya Aku kehilangan oksigen di kamarku.
“Argh… sahabatku pergi!!!!!!!!!!”
Teriakku di kamar.
Lalu aku berlari mendatangi rumah Vita,
aku pikir dia hanya bergurau, mungkin saja dia sedang duduk manis sambil
ketawa-ketiwi di rumahnya. Tapi ini kenyataan, rumahnya sudah kosong, hanya
angin dingin yang berhembus.
Hari hari kulalui tanpa sahabatku,
lama-lama akupun terbiasa tanpa Vita. Meski begitu aku tetap saja masih
menunggu dia kembali.
5 tahun kutunggu Vita pulang, Usiaku
kini 22 tahun. Dan hari ini adalah tepatnya janji Vita padaku, tanggal dimana
aku dan Vita lahir bersama. Aku menunggunya di tempat bermain yang dia janjikan
dalam surat 5 tahun yang lalu. Aku menunggunya dari pagi hari, hingga matahari
terbenam. Tapi tak sebatang hidungnya muncul di hadapanku. Aku pikir memang dia
sudah melupakan aku dan lupa akan janjinya hari ini.
Tak ada lagi cahaya matahari, tak ada
lagi langit biru siang hari, yang ada hanyalah lampu malam di pinggir jalan
yang menerangi penglihatan malamku, dan bintang bulan yang menghiasi langit
malam. Vita tak kunjung jua.
Aku sudah lelah menunggunya hari ini,
penantianku tak ada arti. Lalu akupun melangkah pulang kerumah dengan sangat
kecewa dan sedih. Aku ingin segera melemparkan tubuh ini pada kasur yang empuk
di kamarku. Sesampainya di rumah segera kulakukan hal itu. Dan kupejamkan mata
ini untuk menghilangkan kelelahanku.
Keesokan harinya aku terbangun, dan
seperti biasa membuka jendela kamarku. Tak kusadari seseorang tidur dikasurku,
dan ternyata itu adalah Vita sahabatku, ku tatap wajahnya yang tertidur pulas
itu dengan penuh arti. Dia belum melupakan aku, dia kembali, sahabatku kembali.
Penantianku tak sia-sia selama ini, orang yang kunanti, kini telah kembali.
manteeep bangeeet sedihhh ihhhh
BalasHapusahaha masa? tugas pas SMA ini
Hapus